Blitar (sapablitar.com) – Jika dunia mengenal superhero seperti Avengers atau Spiderman, Blitar punya pahlawan yang tak kalah keren. Namanya “Kresekmen”, sosok bertopeng yang menjadi simbol perjuangan melawan sampah plastik dan kerusakan lingkungan.
Berbeda dengan tokoh fiksi dari dunia komik, Kresekmen lahir dari kegelisahan nyata sekelompok pecinta alam di Blitar. Salah satunya adalah Uky Tantra, yang sejak lama aktif dalam aksi pelestarian lingkungan seperti bersih-bersih sungai, penanaman pohon, dan edukasi masyarakat.
Namun, seiring waktu, semangat relawan mulai goyah. Banyak di antara mereka yang harus mundur karena tuntutan pekerjaan atau kehidupan pribadi.
“Beberapa relawan mundur karena kesibukan pribadi, seperti bekerja atau menikah,” ujar Uky, Selasa (1/7/2025).
Di tengah situasi itu, masalah sampah justru semakin mengkhawatirkan. Uky pun sadar bahwa perjuangan menjaga lingkungan tidak bisa hanya bergantung pada segelintir orang. Dibutuhkan cara yang lebih kreatif untuk mengajak masyarakat ikut peduli.
Dari situlah muncul ide menghadirkan figur yang bisa menarik perhatian banyak orang. Terinspirasi dari karakter superhero dan maskot olahraga, mereka menciptakan tokoh unik yang relevan dengan isu lokal: sampah kresek. Nama Kresekmen dipilih dengan menambahkan akhiran “-man” agar mudah diingat dan akrab di telinga masyarakat.
Meski konsepnya sudah muncul sejak 2010, Kresekmen baru aktif terjun dalam kampanye lingkungan pada tahun 2012. Sejak saat itu, ia rutin hadir dalam berbagai kegiatan edukasi, kampanye kebersihan, dan aksi sosial di Blitar.
“Kalau ada tokohnya, orang lebih tertarik dan enggak merasa digurui. Diingatkan soal sampah jadi lebih enak,” jelasnya.
Kresekmen hadir bukan hanya sebagai sosok berkostum, tapi juga membawa misi penting: menanamkan kesadaran lingkungan lewat cara yang ramah dan menyenangkan. Lewat pendekatan ini, Uky berharap masyarakat Blitar bisa lebih peduli dan mulai menjaga lingkungan dari hal-hal kecil, seperti tidak membuang sampah sembarangan.
“Kita ingin semua masyarakat, khususnya warga Blitar, bisa jadi pegiat lingkungan di tempat tinggalnya sendiri. Karena masalah lingkungan itu menyangkut kita semua,” tutupnya.