Blitar (sapablitar.com) – Menanggapi keresahan sejumlah petani akibat aktivitas pertambangan pasir di aliran Sungai Kali Putih, Direktur CV Barokah Sembilan Empat (BSE), Aditya Putra Mahardika, angkat bicara. Ia menegaskan bahwa pihaknya siap bertanggung jawab dan terbuka terhadap masukan dari masyarakat, khususnya para petani yang terdampak.
Salah satu keluhan utama yang disampaikan warga adalah soal air keruh yang mengalir ke area pertanian. Menurut Aditya, perusahaannya akan segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi hal tersebut, yakni dengan membangun kolam endapan lumpur.
“Kami sudah menerima dan menangkap apa yang menjadi tuntutan dulur-dulur petani, terutama soal air keruh. Kami sudah sampaikan, akan segera membuat kolam endapan agar kadar lumpur berkurang ketika air keluar dari wilayah tambang,” ujar Aditya pada Kamis (19/6/2025).
Selain permasalahan air, beberapa warga juga melaporkan kerusakan rumah yang diduga berkaitan dengan aktivitas penambangan. Menanggapi hal ini, Aditya menyatakan komitmennya untuk memverifikasi laporan tersebut secara langsung.
“Kalau ada rumah warga yang terdampak dari aktivitas tambang kami, kami akan cek langsung apakah benar akibat dari kegiatan kami atau bukan,” tambahnya.
Aditya menjelaskan, meskipun izin operasional CV BSE telah diterbitkan sejak 2023, namun kegiatan pertambangan baru secara aktif dimulai pada Mei 2025. Ia menegaskan bahwa pihaknya mengusung visi tambang yang humanis, serta berupaya menjaga hubungan harmonis dengan masyarakat di sekitar lokasi tambang.
“Kami masih dalam tahap mengoordinasi dan mendalami kondisi lapangan. Kami juga siap apabila diundang dalam forum masyarakat maupun DPRD untuk berdialog secara terbuka,” tegasnya.
CV BSE berkomitmen untuk terus mengevaluasi dan memperbaiki dampak lingkungan serta sosial dari kegiatan penambangan yang dilakukan, demi menciptakan keseimbangan antara kegiatan ekonomi dan keberlangsungan hidup masyarakat sekitar. (adt/min)